ads_hari_koperasi_indonesia_74

Gara-Gara Covid-19, Jumlah Wisman ke Indonesia 2020 Anjlok Drastis

Gara-Gara Covid-19, Jumlah Wisman ke Indonesia 2020 Anjlok Drastis

Jakarta, Hotfokus.com

Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan bahwa sektor pariwisata domestik masih mengalami tekanan yang luar biasa hingga akhir Desember 2020. Tercatat pada periode itu jumlah kunjun kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebanyak 164,1 ribu orang. Meski naik jika dibandingkan November 2020 sebesar 13,58 persen namun jumlah wisman itu masih terpaut sangat jauh jika dibandingka periode yang sama tahun 2019.

Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan pada Desember 2019 jumlah wisman tercatat sebesar 1,37 juta orang. Dengan begitu tingkat kunjungan wisman periode itu anjlok 88,08 persen year on year (yoy). Sementara pada periode November 2020 jumlah wisman mencapai 144,5 ribu orang.

“Pandemi Covid-19 membawa dampak yang luar biasa bagi sektor pariwisata dan sektor pendukungnya, tidak hanya di Indonesia tapi juga diberbagai negara karena beberapa negara yang menjadi pangsa pasar utama wisman Indonesia ada pelarangan bepergeian ke luar negeri atau travel band ke karena negeranya terjadi second wave sehingga melakukan lock down,” tutur Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin  (1/2/2021).

Secara kumulatif sejak Januari hingga Desember 2020, jumlah kunjungan wisman yang datang ke Indonesia mencapai 4,02 juta orang. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, jumlah kunjungan tersebut anjlok sangat dalam yaitu 75,03 persen. Dijelaskannya bahwa warga asing yang datang ke Indonesia selama Desember 2020 mayoritas adalah kelompok bisnis atau pekerja bukan wisman untuk tujuan tamasya.

“Ini merupakan tantangan yang luar biasa untuk sektor pariwisata di tahun 2020. Nampaknya sektor pariswsta masih akan menghadapi tantangan berat selama pandemi belum terkendali,” sambungnya.

Lebih lanjut, Suhariyanto menjelaskan bahwa peningkatan wisman yang datang ke Indonesia membawa berkah bagi tempat penginapan seperti hotel berbintang. Hal itu diketahui dari kenaikan angka TPK (tingkat penghunian kamar) hotel berbintang.

Pada Desember 2020 terjadi kenaikan angka TPK meskipun tipis sebesar 0,65 poin dari sebelumnya di level 40,14 persen menjadi 40,79 persen. Sementara jika dibandingkan secara tahunan angka TPK anjlok 18,60 poin.

“Kalau kita lihat akhir tahun lalu ada beberapa kegiatan yang dilakukan instansi pemerintah atau swasta dengan menetapkan protokol kesehatan yang ketat. TPK tertinggi di Kalimantan Timur, Lampung dan Papua Barat, lalu yang paling rendah ada di Bali, Bangka Beliting dan Kepuaian Riau,” pungkasnya. (DIN/RIF)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *